Sebenarnya saya harus jujur, pengalaman dan perjalanan berburu senja dari tepi laut masih kurang. Jadi, mengumpulkan sepuluh tempat terkait tidaklah mudah. Jelas terbatas, karena semua lokasi dan foto yang ada merupakan pengalaman saya pribadi. Terbatas pada beberapa tempat yang pernah dikunjungi.
Tetapi, selanjutnya harus saya syukuri ketika akhirnya didapat sepuluh tempat yang melengkapi daftar yang dibuat. Sepuluh tempat ini bukanlah pilihan mutlak. Yang patut diingat adalah datanglah pada saat yang tepat. Pada saat semesta mendukung.
Dan inilah “10 Tempat Pilihan Saya Untuk Menyaksikan Sunset Dari Tepi Laut”. Tentu, masih di Indonesia.
1. Pulau Merak Kecil, Banten
Saya mulai dari ujung barat Pulau Jawa, tepatnya di Pulomerak, Cilegon, Provinsi Banten. Ada tempat bernama Pulau Merak Kecil. Sangat terjangkau dengan perahu dari dermaga setempat yang tak sampai 10 menit. Berdiri di tepi dermaga, pulau kecil itu terlihat jelas di depan pelupuk mata.

Saya pernah menuliskan cerita tentang tempat ini di tulisan berikut. Impresi awal sekilas tampak kurang meyakinkan. Biasa saja, terlihat sampah anorganik berserakan, nyaris tanpa naungan luas untuk berteduh, dan deretan terumbu karang yang sudah rusak.

Namun ekspektasi remeh tersebut berubah saat saya berdiri di ujung barat pulau ini. Ketika senja tiba, dan matahari mulai “ramah” menghangatkan teriknya. Lalu bak berada di dalam kelas melukis, saya menyaksikan jejak kuas alam yang menggoreskan garis-garis di langit. Di ufuk barat, di atas batas horison, langit senja memanjakan mata dan melipur lara atas impresi awal saya yang terkesan biasa saja.
2. Pantai Parangtritis, Yogyakarta
Dari Banten, mari berjalan lebih ke timur, lalu berbelok ke arah selatan dari Kota Yogyakarta. Di Bantul tepatnya, garis Pantai Parangtritis yang sudah populer menghampar. Pantai berombak ganas ini terkenal karena legenda ratu selatannya. Di sini dipercaya sebagai gerbang masuk menuju Keraton Segara Kidul. Kediaman Ratu Segara Kidul, penguasa laut selatan.

Nuansa mistis pantai ini, agaknya bersandingan dengan keindahan yang tersaji ketika siang mulai menghilang. Ketika berbagai mitos misalnya kurang nyaman didengar, lebih baik kita mengalihkan pandangan. Ke laut dan ke langit. Menyaksikan gerakan alam.

Di sini bukan cerita tentang tenggelamnya matahari yang bulat sempurna. Melainkan polah pengunjung atau pelaku wisata yang bermacam-macam. Janganlah beranjak pulang saat hari menjelang gelap. Bersabarlah sedikit hingga lalu-lalang orang-orang itu hanya menampakkan siluet hitam. Beradu warna secara tegas dengan langit sore yang dipancarkan tenggelamnya matahari.
3. Pantai Buyutan, Pacitan
Dari Kota Yogyakarta, mari melipir daerah selatan Gunungkidul, Wonogiri, lalu sampailah kita di Pacitan. Hanya tiga jam saja. Di kampung halaman presiden Republik Indonesia yang keenam ini (dan kampung halaman saya juga), tersebar banyak garis pantai yang elok. Salah satunya berada di sebuah dusun di Desa Widoro, Kecamatan Donorojo.

Pantai Buyutan, yang garis pantainya hanya terlihat ketika kita sudah berdiri tepat hingga ujung tebing. Lalu menuruni jalan menurun cukup terjal hingga bibir pantai. Camping ground-nya cukup luas dan terdapat fasilitas air tawar untuk membilas diri. Keberadaan camping ground tersebut seharusnya menjadi alasan untuk menginap semalam di sini.

Mengapa? Ya, karena di pantai ini kita akan melihat matahari terbenam dengan anggun. Siluet karang yang mencuat dari permukaan laut menjadi pemanis. Dan kala sang surya tenggelam pun, masih menyisakan lukisan yang sulit untuk tidak diabadikan.
4. Pantai Klayar, Pacitan
Masih di kecamatan yang sama namun beda desa, terdapat pantai cantik yang sudah menjadi maskot Kabupaten Pacitan sejak lama. Pantai yang memiliki fenomena seruling samudra. Pantai yang memiliki gugusan karang bagaikan kapal layar. Atau bahkan sebagian orang mirip dengan patung sphinx yang ada di Mesir.

Namun bagi saya akan kurang lengkap jika kita merasa cukup dengan pemandangan demikian. Saya bilang ada dua alasan terbesar mengapa harus mengunjungi Pantai Klayar. Selain seruling samudranya yang ditunggu-tunggu, ada momen matahari terbenam yang juga pantas dinanti-nanti.

Waktu sunset di Pantai Klayar tak banyak ditunggu orang-orang. Padahal pada saat inilah Pantai Klayar seperti berganti wajah. Langit siang yang biru berubah warna. Matahari mungkin terhalang tebing dan batuan karang. Namun langit senjanya tak akan malu-malu bersembunyi menampakkan diri.
5. Pantai Kondang Merak, Malang
Dari Pacitan, kita berjalan lebih ke timur. Tetap melipir selatan Jawa Timur, melintasi Trenggalek, Tulungagung, Blitar, lalu berhenti di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Ada pantai tersembunyi. Terpencil di balik jalan makadam dan hutan belantara.

Pantai Kondang Merak, dengan laut yang relatif bersahabat karena banyak pulau karang kecil sebagai pemecah ombak. Areal camping groundnya panjang dan luas. Naungan yang cukup teduh membuat saya tak pernah bosan berkunjung ke pantai ini. Tak masalah kalah populer dari Balekambang yang sudah lama menjadi andalan wisata. Karena ada nilai lebih dari pantai ini yang tak dapat dibandingkan dengan yang lain.

Saya sangat menganjurkan untuk bermalam di pantai ini. Karena, ada sajian kuliner berupa sate tuna dan oseng gurita khas nelayan setempat. Sangat layak dijadikan santapan makan malam usai berdamai memandang matahari terbenam. Sungguh penghibur hati yang sepadan, sekalipun matahari tak bulat sempurna saat kembali ke peraduan.
6. Pantai Payangan, Jember
Dari Malang, kembali kita melipir menuju Lumajang dan berhenti di Pantai Payangan, Kabupaten Jember. Pantai ini relatif sepi dan tak seramai tetangganya: Pantai Watu Ulo dan Tanjung Papuma. Pantai Payangan adalah kampung nelayan, banyak perahu-perahu tertambat.

Sebenarnya bisa dibilang agak terlambat saat saya dulu singgah di pantai ini. Sudah nyaris gelap, sehingga saya menerapkan teknik HDR (high dynamic range) untuk memberikan sentuhan efek pada foto. Garis pantai tak terlalu panjang, berujung pada dua bukit hijau. Namun pemandangannya begitu lepas, dengan karang di kejauhan.

Saya bergumam, berjanji akan datang kembali kelak. Namun saya yakin, menyaksikan sunset dari pantai ini sangatlah indah. Saya percaya itu, semoga ada waktu yang tepat untuk kembali ke sini. Demi matahari terbenam, tentu saja.
7. Pantai Pulau Merah, Banyuwangi
Berjarak sekitar 3-3,5 jam dari Jember, ada sebuah pantai yang populer sebagai tempat berselancar (surfing). Sering pula diadakan turnamen selancar berskala internasional di sini. Namanya Pantai Pulau Merah atau Red Island, Kabupaten Banyuwangi.

Meskipun dijuluki Sunrise of Java, Banyuwangi ternyata juga punya tempat indah untuk melihat sunset. Pulau Merah adalah tempat yang paling tempat. Sekali lagi, berkemahlah semalam agar kita tak setengah hati menyaksikan matahari terbenam.

Penamaan “merah” bukan sekadar karena dulunya bebatuan pulau karang di sebelah timur pantai berwarna merah. Melainkan juga karena saat senja tiba. Langit yang semula keemasan benar-benar memerah ketika senja semakin gelap. Lalu cahaya alami memantulkan bayangan Pulau Merah jatuh ke permukaan air laut yang surut.
8. Pantai Kuta, Bali
Saya kira, tak perlu lagi berpanjang lebar menjelaskan Pantai Kuta di Pulau Bali. Tempat ini selain sudah tenar sebagai tempat berselancar, juga tenar karena merupakan salah satu tempat terbaik menyaksikan sunset di Indonesia.

Namun ada kesan lain saat saya berkunjung ke sini. Bersama ketiga kawan nekat, kami rela bermotor dari Malang demi Pulau Dewata. Belasan jam dilalui menerjang siang malam. Sungguh tanpa ekspektasi apapun ketika kami mencoba meninggalkan hotel dan menuju Pantai Kuta.

Matahari terbenam sempurna tanpa terhalang. Bersih. Menjadi bonus tak ternilai saat kami tiba di Pantai Kuta. Di pantai yang sudah lama mendunia ini, kami menjadi saksi dan mendapatkan bukti sahih akan keindahan matahari terbenamnya.
9. Pulau Kenawa, Sumbawa Barat
Berjarak dua selat dari Bali, setelah menyeberang Selat Lombok dan Selat Alas, ada Pulau Kenawa yang sekilas mungil. Bukit satu-satunya berdiri kokoh di ujung barat pulau. Nelayan setempat bilang, Pulau Kenawa adalah salah satu mutiara terindah yang dimiliki Kabupaten Sumbawa Barat, Pulau Sumbawa.

Hanya memakan waktu sekitar 10-15 menit dari dermaga kampung nelayan Pototano. Pulau berpasir putih dan air laut bergradasi jernih ini menjanjikan kesunyian. Jauh dari ingar-bingar perkotaan. Saat bermalam di salah satu gubuknya, saya seperti terasingkan. Jauh dari suasana metropolitan.

Dan saat-saat matahari terbenamlah kesunyian itu bermakna. Sekalipun di barat Gunung Rinjani tertutup kabut, tetapi dari tempat saya berdiri langit senja sangat jelas terlihat. Sampai sekarang, saya masih rindu dengan suasana senja di Pulau Kenawa.
10. Pantai Losari, Makassar
Daftar pilihan saya berhenti di angka sepuluh. Menjadi tempat sekaligus pilihan pamungkas dalam tulisan ini. Tempat itu ada di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tempat yang menjadi primadona kota Daeng.

Kedatangan saya pertama kali ke kota yang panas ini disambut pemandangan tak terduga. Tepatnya pada sore hari kedua, saat saya tiba di Pantai Losari usai mengelilingi Fort Rotterdam. Sempat muncul kesan negatif karena sudah hilangnya pasir pantai yang diuruk menjadi anjungan. Namun mood saya kembali membaik.

Tepat kala langit biru berubah memerah, diselingi selaput kuning keemasan. Saya bergumam, seperti inilah obat pelipur lara dari alam. Menghapus sejenak hati yang muram karena jejak-jejak tak bertanggung jawab tadi.
Saya seperti membenarkan ungkapan bahwa sebenarnya matahari tak pernah ingkar janji. Dia akan terbit dan tenggelam tepat pada waktunya dan memang seharusnya. Hanya cuaca yang kadang menjadi musuh kita, yang kerap kali berharap mengabadikan senja. Inilah “10 Tempat Pilihan Saya Untuk Menyaksikan Sunset Dari Tepi Laut”, sudahkah kawan bertandang ke salah satu tempat tersebut atau seluruhnya? Saya sangat menanti cerita senjamu.
Tulisan ini diikutsertakan dalam rangka blog competition yang diadakan oleh #TravelNBlog
Foto sampul:
Sunset di Pantai Pulau Merah, Banyuwangi
Tinggalkan Balasan