Tag: Senyawa Alas Lali Jiwo
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Pamit (11—habis)
Perjalanan turun seharusnya lebih cepat dibanding sebaliknya. Namun tak berlaku bagi kami saat ini. Kupikir kami tidak capek-capek amat. Memang sengaja ingin berjalan santai. Tidak terlalu ngoyo. Bahkan sempat berhenti agak lama demi bernyanyi 1-2 lagu. Atau saling curhat. Demi mencairkan suasana. Hari beranjak terik di Alas Lali Jiwo. Tapi masih banyak pendaki lain yang…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Arjuno, yang Kesekian Kalinya (10)
Untuk pendakian ke Ogal-Agil lewat jalur Tretes, aku biasa membagi rute Lembah Kidang—Puncak Arjuno menjadi tiga tahapan. Pertama, dari area camp Lembah Kidang hingga Watu Gede. Selepas tempat berkemah, ada satu tanjakan cukup panjang yang cocok buat pemanasan. Tanjakan tersebut akan melandai dan bertemu dengan sabana lain di Lembah Kidang. Kemudian berganti jalan setapak di…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Melawan Diri Sendiri (9)
Imajinasi tentang Lembah Kidang tidak terbawa ke mimpiku. Tak ada bunga-bunga penghias tidur yang singkat dan relatif kurang nyenyak. Sepertinya akibat suhu udara terlampau rendah, sehingga mampu menembus kantong tidur yang kupakai. Eko menyadarinya. “Kademen ta, Pak?” “Iyo, lumayan. Makane gak patio iso turu.” Padahal aku sudah memakai kaus kaki. Memang tidak pakai jaket. Supaya…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Kembali ke Peraduan (8)
Aku pernah berkata kabut adalah teman sejati di Arjuno dan Welirang. Tak peduli cerah sekalipun. Lebih-lebih saat musim hujan. Tak pandang tempat rendah atau tinggi. Saking seringnya kabut turun, pendaki sampai tidak perlu khawatir. Pendaki yang paling tahu kapan bisa terus berjalan atau harus berhenti. Berupaya tetap tenang di segala situasi. Dan bukan kali ini…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Tengara di Antara Solfatara (7)
Cantigi gunung punya nama lain: Manisrejo. Karena memang banyak ditemui hampir di seluruh gunung di Pulau Jawa. Mampu tumbuh dalam kondisi ekstrem di ketinggian, biasanya bersamaan dengan edelweiss. Paling mudah ditemui di sekitar area kawah pegunungan berapi. Manisrejo adalah tanaman idola pendaki. Selain tampilan yang menarik, baik daun maupun buahnya bisa dikonsumsi. Menjadi salah satu…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Energi Cantigi (6)
Lagi-lagi aku terlalu percaya diri. Aku menyebut waktu tempuh ke puncak Welirang setidaknya 2,5-3 jam. Aku lupa mengukur diri. Pencapaian segitu adalah diriku sekitar lima tahun lalu. Saat ini bisa jadi lebih dari itu. Tapi setidaknya aku bisa beralibi. Kali ini pendakianku jauh lebih santai. Mengikuti ritme teman-temanku, yang ternyata acapkali lebih cepat melangkah daripada…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Riang Pagi Lembah Kidang (5)
Di blog ini, aku pernah bercerita betapa puitisnya Lembah Kidang. Pada suatu pagi dalam pendakian yang terjadi Maret 2016. Ketika sebagian teman pergi ke puncak Arjuno, aku bersama Rizky dan Kurniawan memilih tetap singgah di tenda. Kami menikmati pagi di lembah yang hijau dan damai. Maklum saja. Kami bertiga baru tiba di Lembah Kidang sudah…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Terjala Gulita (4)
Jun dan Lidia terlihat berhenti di satu titik. Seruan dan lambaian tangannya menegaskan satu kepastian, bahwa tempat camp untuk kami telah ditentukan. Sudah ketemu. Inilah ujung penantian pendakian di hari pertama (29/05/2021). Aku sampai alpa mengecek waktu dan mencatatnya dalam aplikasi pencatat di gawai kecilku. Saking lelahnya, karena fokusku ingin segera membeber dan mendirikan tenda.…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Tanjakan Asu Bukanlah Akhir (3)
Seingatku, kami sudah berjalan sekitar 30 menit dari Pondokan. Jalan teramat pelan. Lutut gemetar. Perut keroncongan. Ditambah angin malam yang bisa-bisanya tahu celah sempit di balik pakaian untuk membuat tubuh menggigil. Desing hawa malam bercampur keringat adalah salah satu mutualisme gunung yang menguji kami dan memicu pertanyaan, “Kenapa tak kunjung sampai?” Jun dan Lidia melesat…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Taklimat-Taklimat yang Perlu Dicatat (2)
Baru saja sepelemparan batu dari Pos 3 Pondokan, tiba-tiba, Bruk! “Aduh! Lututku!” teriak Aiman. Kejadiannya begitu cepat. Aiman terperosok ke sebuah parit kecil di samping jalur pendakian. Ia jatuh dengan posisinya rebah bersandar ransel. Kaki kiri terangkat lurus, sementara kaki kanan terlipat. Kami semua kaget. Kami jelas mendengar Aiman mengerang sambil memegang lututnya. Aku dan…