Kategori: Opini
-
Ayo, ke Taman Nasional Sekarang Juga!
Dalam tulisan sebelumnya, saya menyebut bahwa saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat beranjangsana ke Labuan Bajo, dan khususnya Taman Nasional Komodo. Walau cuma trekking melihat Komodo, tanpa menyelami bawah lautnya. Walau saya hanya sampai di “pintu”-nya Nusa Tenggara Timur saja. Begitulah impresi pertama tentang Indonesia bagian timur.
-
Pergi ke Timur: Racauan dan Impian
Sampai sekarang pun, perasaan tak percaya masih menyelimuti. Ketika itu, pertengahan 2014, kaki melangkah lebih jauh dari rumah. Bermalam di Pulau Kenawa, menikmati senja di Labuan Bajo, berjumpa komodo di “kampung halamannya”, dan menghabiskan empat malam di Kampung Komodo.
-
Aku, Verbena Brasiliensis, dan Pesan Lestari
Aku berhenti sejenak setelah berlari penuh ambisi dari Tanjakan Cinta. Tanah berdebu sabana Oro-oro Ombo sudah kujejak teguh. Aku ingin ngobrol sebentar dengannya, Sebentar, kutata dulu napasku yang masih tersengal.
-
Di Tangan Arief Yahya, Saya Memilih Percaya
Sebentar, saya memejamkan mata dan menarik napas dalam terlebih dahulu. Hmm… Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu ‘alaikum, sugeng siang, Kelendhi, Byapak, riko wis madhyang? Nek Isun wis tuwuk madhyang, ambekno Isun karipan. (*) Ndhiko, Bapak Menteri. Njenengan jangan tertawa, ya. Kosakata bahasa Osing saya masih dangkal. Sehingga kadang-kadang saya masih belajar menambah perbendaharaan bahasa Osing dengan teman-teman yang…
-
#SaveSempuMLG: Pulau Sempu, Apa Kini Maumu?
Sebelumnya, saya mohon maaf, nyuwun pangapunten jika tulisan ini terkesan acak dan kacau. Jika boleh bergurau, saya menulis dari emosi yang terdalam. Maklum, ini termasuk isu yang sensitif. Saya hanya ingin berbagi dan mengajak njenengan untuk turut berbagi. Semoga cukup mewakili. Pembaca yang budiman, tahukah rasanya bagaimana tersentil itu? Atau jika dalam bahasa Jawa “dijawil”.…
-
Tenanglah Sahabat, Kita Masih Tetap Satu Keluarga
Izinkan saya bernyanyi, Ingatkanku semua, wahai sahabat; kita untuk selamanya, kita percaya; kita tebarkan arah dan tak pernah lelah; ingatkanku semua, wahai sahabat… Penggalan lagu Sahabat milik Peterpan tiba-tiba terngiang saat memeluk erat tubuhnya yang kurus. Rasanya tangan ini begitu ingin mencengkeram lebih dalam jaket hitam yang menyelimuti tubuhnya. Rasa haru yang tertahan sejak berangkat dari rumahnya…