Kategori: Jurnal
-
Kemerdekaan 17 November
“Aku ingin kaya, Mas” kata istri saya di hari-hari awal setelah resmi menjadi suami-istri. Saya mengamini, karena saya juga ingin. Kami pun meletakkan cita-cita kaya ke daftar teratas dalam rancangan masa depan. Komponen-komponen aksi segera ditetapkan, termasuk target dan rencana cadangan.
-
Meluaskan Kiprah: Catatan dari Ecotourism Master Class Batch V (bagian keempat)
[TULISAN SEBELUMNYA]Menentukan Langkah: Catatan dari Ecotourism Master Class Batch V (bagian ketiga) Belasan tahun lalu, saya berjumpa dengan Mbah Rumini. Seorang nenek yang menjual mainan tradisional anak-anak dan suvenir kerajinan tangan di teras Museum Kereta Karaton, Yogyakarta. Aksinya menarik perhatian saya. Saya mendekatinya tatkala ia sedang memutar otok-otok bambu yang mengeluarkan bunyi. Hanya selang beberapa…
-
Menetapkan Langkah: Catatan dari Ecotourism Master Class Batch V (bagian ketiga)
[TULISAN SEBELUMNYA]Menentukan Arah: Catatan dari Ecotourism Master Class Batch V (bagian kedua) Hari itu (20/1/2022) peserta Ecotourism Master Class Batch V dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing akan praktik menyusun konten paket ekowisata yang akan dijual. Menentukan atraksi utama dan penunjang di dalamnya, bergantung pada target wisatawan yang dituju. Ada sejumlah tema yang bisa dipilih, di…
-
Menentukan Arah: Catatan dari Ecotourism Master Class Batch V (bagian kedua)
[TULISAN SEBELUMNYA]Menghidupkan Gairah: Catatan dari Ecotourism Master Class Batch V (bagian pertama) Hari kedua dimulai lebih pagi. Saya, Pak Nurdin Razak beserta istri, tiba ketika petugas kebersihan masih mengepel teras dan menyapu taman LPPM Unnes. Sejam lebih awal daripada hari sebelumnya. Bulir-bulir embun pun masih menggelayut manja di pucuk-pucuk rerumputan. Ini karena keinginan kami untuk…
-
Menghidupkan Gairah: Catatan dari Ecotourism Master Class Batch V (bagian pertama)
Semarang sore itu tidak menyambut saya dengan lumpia, tapi hujan yang tak putus mengguyur sejak Kota Magelang. Dan juga ucapan ‘selamat datang’; tertera pada gapura bagian dalam kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Indonesia. Selasar beraspal di depannya adalah tempat saya turun dari shuttle bus Joglosemar trayek Jogja—Semarang. Persis di seberang pom bensin yang biasa disebut ‘SPBU…
-
Menilik Masa Depan Tawangargo, Calon Desa Agrowisata di Kaki Gunung Arjuno
Sebuah pesan baru masuk di fitur direct message akun Instagram saya. Sekitar dua minggu lalu. Namanya tak asing. Lebih-lebih foto profil berbingkai bundar menampakkan wajah dengan jelas. Sosok familiar yang membawa ingatan saya bernostalgia. Melambung kira-kira selama kurun waktu tujuh tahun ke belakang. Seorang perempuan yang sudah menganggap saya sebagai anak kandungnya. Begitu pun sebaliknya.…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Pamit (11—habis)
Perjalanan turun seharusnya lebih cepat dibanding sebaliknya. Namun tak berlaku bagi kami saat ini. Kupikir kami tidak capek-capek amat. Memang sengaja ingin berjalan santai. Tidak terlalu ngoyo. Bahkan sempat berhenti agak lama demi bernyanyi 1-2 lagu. Atau saling curhat. Demi mencairkan suasana. Hari beranjak terik di Alas Lali Jiwo. Tapi masih banyak pendaki lain yang…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Arjuno, yang Kesekian Kalinya (10)
Untuk pendakian ke Ogal-Agil lewat jalur Tretes, aku biasa membagi rute Lembah Kidang—Puncak Arjuno menjadi tiga tahapan. Pertama, dari area camp Lembah Kidang hingga Watu Gede. Selepas tempat berkemah, ada satu tanjakan cukup panjang yang cocok buat pemanasan. Tanjakan tersebut akan melandai dan bertemu dengan sabana lain di Lembah Kidang. Kemudian berganti jalan setapak di…
-
Senyawa Alas Lali Jiwo: Melawan Diri Sendiri (9)
Imajinasi tentang Lembah Kidang tidak terbawa ke mimpiku. Tak ada bunga-bunga penghias tidur yang singkat dan relatif kurang nyenyak. Sepertinya akibat suhu udara terlampau rendah, sehingga mampu menembus kantong tidur yang kupakai. Eko menyadarinya. “Kademen ta, Pak?” “Iyo, lumayan. Makane gak patio iso turu.” Padahal aku sudah memakai kaus kaki. Memang tidak pakai jaket. Supaya…