Definisi kebahagiaan dapat dijumpai pada laut. Ketika Miranda Hart, aktris dan komedian Inggris, berkata bahwa, “Aku hanya benar-benar, sungguh-sungguh dan sepenuhnya bersantai sendiri. Beri aku kursi berjemur, kolam renang dan pemandangan laut, dan aku bahagia.”, kiranya saya merasa lebih dari itu.
Bersama sejumlah teman, kami merasa tak cukup hanya dengan duduk dan memandang laut.
* * *

Cuaca pagi di akhir Desember 2016 kala itu cukup cerah meski berawan. Angin tidak berembus kencang, setenang riak Selat Bali. Perjalanan mula yang lancar dari Pantai Watu Dodol. Meskipun awan tebal menutupi puncak Gunung Merapi-Ijen, tapi kami tak perlu terlalu khawatir. Nakhoda dan pemandu tampak tenang-tenang saja.
Kami berlayar menuju Pulau Menjangan, yang masuk kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Pulau suci itu berada di pucuk barat laut Pulau Bali.
Setelah lewat setengah jam, nakhoda melambatkan laju perahu. Kami mendekati tepian tebing di mana patung Ganesha berada. Mesin dimatikan. “Mau rekam dulu,” begitu kata Ilham sebelum tiba di sini.
Ilham mengeluarkan seperangkat alat dari tas kubus berwarna abu-abu. Drone. Mesin fotografi berbaling-baling empat itu siap lepas landas dan mengudara sejenak.
Kita mengenalnya sebagai foto udara (aerial photography). Dikontrol lewat gawai yang menyatu dengan remotnya, Ilham bisa sesuka hati memotret foto atau merekam video. Ia hanya perlu tetap fokus dengan kekuatan sinyal yang dipancar dari kedua perangkat, juga waspada dengan angin kencang.
Canggih sekali. Itu seperti merasakan melihat dunia dari mata burung yang sedang terbang.
Sisanya, kami dua kali menikmati pemandangan bawah laut di sekitar Menjangan. Satu titik di dekat Patung Ganesha, satunya lagi mendekati pintu masuk pulau. Di bagian yang dangkal, sudah banyak karang yang rusak. Tapi menyelam agak dalam lagi, masih terlihat terumbu karang yang sehat.
* * *

Saat pulang ke Watu Dodol, nakhoda membawa kami melewati jalur yang berbeda dengan jalur berangkat. Kami melewati sisi timur Pulau Menjangan. Berlayar tak jauh dari tepian belantara TNBB yang rimbun di atas tebing karang.
Suasana hening dengan riak laut dan suara mesin terpecah ketika si pemandu sempat berseru, “Itu menjangannya!” Sambil menelunjuk ke arah tebing cadas, yang di atasnya tumbuh subur rerumputan dan pepohonan. Menjangan-menjangan itu menoleh, beberapa berlarian.
Kira-kira hampir dua pekan kemudian, Ilham memublikasikan hasil karyanya berupa video singkat tentang Pulau Menjangan ini untuk malang.travel. Ilham dengan mainan terbangnya dapat merekam Pulau Menjangan dengan cantik. Ia bahagia karena merasa berhasil menghasilkan karya yang bagus.
Pantas saja, Pak Eko dan Bu Pipit sebungah itu saat berekspresi di atas perahu, seperti pada foto sampul tulisan ini. Romantis.
Rasanya ingin kami sampaikan pada Miranda Hart, bahwa kami tak cukup dengan duduk. Kami benar-benar berlayar di atas laut, terjun berenang, dan kami bahagia. (*)
Tinggalkan Balasan