Saya baru selesai salat Subuh di masjid Rumah Sakit Islam Sultan Agung, Semarang. Suasana di jalan raya depan rumah sakit ini masih tetap seperti tadi. Dua puluh menit lalu, saat saya baru turun dari bus patas di seberang jalan masuk menuju Terminal Terboyo. Masih tetap berseliweran truk-truk ekspedisi, bus keluar-masuk terminal, taksi-taksi terparkir di bahu jalan, dan udara Subuh yang cukup sejuk. Jarum arloji kompak menunjukkan angka yang bertafsir pukul lima tepat.
Seorang tukang ojek berusia paruh baya menghampiriku. Belum sempat ia membuka tawaran, saya keburu menyebut tujuan saya. “Simpang Lima ya, Pak. Mau sarapan dan mandi di sekitar sana”. Saya memboncengnya, lalu ia memutar haluan dan langsung menggeber gas. Melaju ke arah kota dengan kecepatan tetap, kisaran 40 km/jam. Santai sekali.
“Mangke nek badhe siram, cerak Simpang Lima wonten pom bensin. Utawi siram teng Masjid Agung Baiturrahman,” sang bapak tukang ojek memberikan pilihan untuk tempat mandi. Saya memilih opsi pertama, mandi di pom bensin saja. Tetapi setelah sarapan di sekitar Simpang Lima.
* * *
Simpang Lima, 21 Agustus 2015. Jumat pagi. Hampir sepekan setelah Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah yang ke-65. Lima belas tahun lebih muda dari Republik Indonesia. Sembari menunggu pesanan nasi liwet, saya iseng berdiri di tepi jalan Simpang Lima.
Pantas saja langit pagi ini keemasan. Jawa Tengah sedang bersuka cita menyambut bertambahnya usia. Gebyarnya jelas terasa di 29 kabupaten dan enam kota di dalamnya. Mungkin langit pagi ini juga terlihat di sebagian kabupaten/kota yang lain. Terlalu berlebihan jika langit pagi kali ini karena menyambut kedatangan saya di ibukota Jawa Tengah ini.
Tetapi, geliat pagi itu dengan latar langit yang keemasan, ada semangat baru yang tersirat darinya. Semangat dan harapan baru untuk provinsi yang dipimpin politikus Ganjar Pranowo ini. Saya seakan terbawa semangat itu. Karena hal tersebut menjadi satu alasan saya bertamu ke tempat ini.
Ada semangat “Saiyeg saeka praya, sumangga bebarengan mrantasi gawe”. Mari saling seiya sekata. Mari saling sengkuyung. Bekerja bersama-sama, melakukan banyak hal bersama-sama. Semoga Jawa Tengah semakin responsif, kompetitif, dan inovatif seperti yang digaungkan sang gubernur dalam upacara Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah. Semoga menular menyeluruh dalam diri saya khususnya, dan rakyat Jawa Tengah pada umumnya.
Semoga si Kepodang semakin berkicau merdu. Selamat ulang tahun. Semoga nasi liwet hangat ini berkah, memberi energi awal di hari ini. Awal yang baik untuk berwisata pada tiga hari ke depan, bersama para pemenang lomba utama Blog Visit Jawa Tengah 2015, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) beserta Asosiasi Pelaku Pariwisata (ASPPI) Jawa Tengah.
Foto sampul:
Seberkas cahaya pagi di langit Kota Lama
Tinggalkan Balasan