Saya baru saja tiba di Kota Malang Rabu, 25 Maret 2015. Setelah seharian duduk manis dalam kursi gerbong KA Majapahit dari Stasiun Pasar Senen Jakarta. Keesokan harinya, saya bersama Mas Kurniawan (perwakilan dari tim redaksi JAVANICA-majalah elektronik komunitas Gamananta) menghadiri undangan dari Hotel Horison Ultima Malang. Siang itu, hotel bintang empat tersebut meluncurkan dua menu kuliner andalan baru mereka: Nasi Goreng Kimcil dan Black Burger Go-Song.
Lounge ini bersebelahan dengan Orizonte Biztro, ruang makan bernuansa Italia. Semakin berasa Italia ketika karikatur Andrea Pirlo berkaos timnas Gli Azzuri. Ada alasan pernak-pernik Italia terpampang di tempat ini, karena masakan Italia seperti Pasta Fettuccini, pizza, Panzanella Salad, Insalata Capers with Balsamic Reduction. Light Bite Panini, Tomato Brucheta, dan Italian soup menjadi andalan hotel ini.

Suguhan welcome drink berupa jus sawi menjadi pengantar sebelum acara peluncuran (launching) dua menu andalan baru dimulai. Mengapa sawi? Karena rasa asamnya akan memancing hasrat untuk makan. Pengantar ideal sebelum melahap menu utama seperti Nasi Goreng Kimcil dan Black Burger Go-Song ini.
Citra Chatami Aprilia, sebagai master of ceremony membuka acara yang dihadiri beberapa media se-Kota Malang tersebut sekitar pukul 11.45 WIB. Cuaca siang yang terik tak terasa dengan kerenyahan selama acara, ditambah dengan gaya cair dan penuh canda Executive Chef Andiko yang menjadi pengisi sambutan pertama.

Saat yang ditunggu-tunggu para hadirin pun tiba. Dari dapur, meluncurlah dua menu tersebut dan dihidangkan kepada masing-masing tamu.
Black Burger Go-Song
Impresi pertama ketika seporsi Black Burger Go-Song adalah: Saya tidak yakin bisa menghabiskan burger ini sendirian. Meskipun belum sempat sarapan secara layak di rumah kontrakan teman, saya benar-benar tidak yakin perut ini akan muat melahap habis burger berbobot 1,5 kg tersebut.

Bahkan kala Imam Hanafi, Food and Beverages Manager Hotel Horison Ultima Malang, bersedia memotong empat bagian sama rata untuk kami, saya sudah “mengibarkan bendera putih” ketika hanya tuntas melahap satu bagian. Itu pun mulut saya harus perlahan-lahan mencecap lapisan per lapisan burger dari atas ke bawah.
Burger ini disebut black burger Go-Song karena pada lapisan roti bagian atas berwarna hitam. Warna hitam pada roti tersebut berasal dari tinta cumi, yang tidak membuat lekat, ditambah dengan sayuran segar dan black pepper sauce.

Dan ketika Mas Kurniawan turut mencicip satu bagian, masih tersisa dua bagian yang belum habis. Saya berpikir, ketika kelak ingin melahap burger jumbo ini, sebaiknya dilakukan pada siang atau sore hari dengan catatan: perut kosong sedari pagi. Seorang kamerawan dari salah satu media mengatakan kepada kami, karena ia sudah sarapan maka ia tak sanggup melahap lebih banyak. Wah, ampun Mas, katanya.
Benar juga, kita harus benar-benar dalam keadaan lapar jika ingin “mengkhatamkan” burger jumbo ini sampai habis.
Nasi Goreng Kimcil
Perut belum berhenti mencerna sempurna, langsung mendapatkan “tantangan” selanjutnya, ketika seporsi Nasi Goreng Kimcil tersedia di depan mata. Seporsi yang seharusnya untuk 4-5 orang tersebut (bahkan lebih), terhampar siap untuk dilahap. Saya dan Mas Kurniawan yang sudah kewalahan memasukkan Black Burger Go-Song ke dalam perut terpaksa mencicip sedikit.

Disebut “Kimcil” karena merupakan akronim dari “Kreasi Indah Masakan Chef Internasional”. Pemberian nama yang tak perlu diperdebatkan karena Chef Andiko sendiri tentu sudah malang melintang di bidangnya.
Nasi goreng ini disajikan secara lengkap dengan tempe tahu, telur gurih, beragam sayuran dan ditempatkan dalam sebuah wadah besar (semacam kuali) berbahan dasar tanah liat. Ada tiga tingkatan level pedas yang tersedia, yaitu level 1 (hot), 2 (extra hot), dan 3 (super hot).

Dengan banyak komposisi tersebut, membuat nasi goreng sangat sedap disantap. Lezat sekali, yang sangat saya suka adalah tidak membuat tenggorokan gatal karena minyaknya tidak berlebihan. Seingat saya, saya hanya mampu menyantap tak sampai sepuluh kali suapan.
Melihat ke meja tamu yang lain, keadaannya tak jauh berbeda dengan kami. Nasi goreng seakan masih terlihat belum berkurang. Hanya terlihat agak berantakan karena saya memilih ngemil telur, tahu, dan tempenya.
* * *
Saya seperti berpikir, bukanlah bijak jika ingin menikmati dua kuliner berukuran jumbo tersebut di hari yang sama. Setidaknya saya dan teman-teman perlu dua hari kunjungan ke Hotel Horison Ultima Malang untuk menikmati dua menu yang berbeda.

Karenanyalah, tak ada satupun yang sanggup memenangi tantangan yang diberikan oleh Imam Hanafi, bahwa yang berhasil menghabiskan seluruh menu andalan baru tersebut pada siang itu, akan mendapatkan hadiah makan gratis untuk menu yang sama di kemudian hari.
Namun, saya benar-benar menghaturkan terima kasih telah diberi kesempatan untuk mencicipi dua menu kuliner andalan Hotel Horison Ultima Malang. Kedua menu yang cukup membuat saya terperangah karena dimensi dan porsinya yang “tidak biasa”.

Saya sendiri sampai sekarang masih penasaran. Kelak saya (wajib) mencoba kedua menu andalan baru Hotel Horison Ultima Malang tersebut pada hari yang berbeda. Tentu tak sendirian, ibarat perang melawan lapar, saya harus mengajak teman-teman yang punya misi sama: melahap habis Nasi Goreng Kimcil dan Black Burger Go-Song!
Anda tertarik? Kosongkan perut, biarkan lapar mendera hingga saat makan tiba!
Nasi Goreng Kimcil – Rp 85.000++
Satu porsi untuk 5 orang, free Es Teh 1 pitcher
Level pedas: 1-Hot; 2-Extra Hot; 3-Super Hot
Black Burger Go-Song – Rp 110.000++
Satu porsi untuk 4 orang, free Es Teh 1 pitcher
Dimensi: Berat 1,5 kg; Tinggi 15 cm; Diameter 20 cm
* * *
HOTEL HORISON ULTIMA MALANG
Green Boulevard No. 2, Araya, Kota Malang
Phone: +62 341 484 777
Fax: +62 341 480 339
Reservation: rsv.malang@horisonultimahotels.com
Website: ultima.horison-group.com/malang
Twitter: @HorisonMalang
Facebook: Horison Ultima Malang
Foto sampul:
Nasi Goreng Kimcil (kanan) dan Black Burger Go-Song (kiri), menu baru andalan Hotel Horison Ultima Malang
Tinggalkan Balasan