Sejujurnya, saya bukanlah seorang hotel hunter. Sebagai seorang mahasiswa yang terbiasa tidur seadanya kala bepergian, tidur di hotel berbintang tentu menjadi pengalaman lebih. Namun, ketika kotak masuk akun twitter saya berisi pesan dari admin Indonesia.Travel, tentang hadiah voucher hotel sebesar Rp 100.000 dari PegiPegi, saya terdiam sesaat. Mungkin inilah saatnya mencoba pengalaman baru.
Dan bila boleh dibilang kebetulan, uang tabungan yang ada cukup untuk melakukan pemesanan dengan minimum transaksi yang ditentukan. Pikir saya, untuk membeli pengalaman, mengapa tidak?
Maka jadilah, setelah melakoni proses memilih, saya menjatuhkan pilihan pada Hotel Horison Ultima Malang. Dan ulasan yang menjadi debut ini, adalah sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas segala pelayanan dan kesempatan. Saya mohon pemakluman jika kiranya ulasan ini terkesan panjang. Jikalau ada kritik subyektif, semata merupakan dukungan agar lebih berkembang. Mari disimak pengalaman saya menginap semalam di Horison Ultima Malang berikut.
Lokasi
Setelah proses administrasi (online booking dan transfer biaya pemesanan) beres, saya mendapuk Roni, rekan komunitas agar menemani saya menginap semalam. Bukannya apa, supaya ada teman ngobrol dan tidak hening seharian di dalam kamar.
Selasa siang saat itu, lewat dua jam dari tengah hari, kami berdua meluncur menuju hotel berbintang empat tersebut. Tidak seperti kebanyakan hotel berbintang di Kota Malang, yang berlokasi persis di tepi jalan protokol, Horison Ultima Malang berbeda. Lokasinya berada di gerbang kawasan perumahan Araya. Salah satu perumahan elit di Kota Malang.
Dikelilingi taman hijau dan pepohonan yang menjulang tinggi, serasa berada di tengah kebun besar. Cukup nyaman dan terhindar dari bising lalu-lalang kendaraan. Sekadar info, poros jalan utama di depan gerbang perumahan Araya merupakan jalan raya utama yang banyak dilalui bus dan truk besar karena tidak boleh lewat pusat kota. Setidaknya, kala bangun pagi dan jalan-jalan atau jogging santai di luar hotel, pasokan udara segar bisa lebih banyak terhirup.

Menilik pada buku Directory Services yang tersedia di dalam kamar, hotel yang masuk dalam naungan Metropolitan Golden Management (MGM) ini sangat mudah dijangkau. Hanya perlu sekitar 15 menit dari bandara atau Stasiun Kota Malang. Dan hanya berjarak 5 menit dari Terminal bus Arjosari.
Walaupun tidak terlalu dekat dengan pusat kota (alun-alun), tidak menjadi masalah. Bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi, tersedia banyak pilihan angkutan umum seperti angkot biru khas Malang. Jika ingin nyaman, beberapa operator taksi terlihat stand by di kawasan hotel untuk mengantarkan Anda ke pusat kota, tempat perbelanjaan (mal paling dekat adalah Plaza Araya), dan beberapa landmark kota Malang seperti Alun-alun Tugu, Balai Kota, atau Jalan Besar Ijen.

Merujuk pada sistem penilaian di TripAdvisor, saya berani memberikan nilai 4 dari 5 untuk segi lokasi. Karena ukuran strategis bukan perkara jauh atau dekat menurut saya, melainkan juga kemudahan akses transportasi yang tersedia. Di samping, kenyamanan dan keamanan di sekitar kawasan hotel tersebut berdiri.
Kamar dan Kualitas Tidur
“Siang, saya sudah reservasi lewat PegiPegi atas nama Rifqi Faiza Rahman untuk hari ini,” ucap saya pada petugas resepsionis laki-laki berkacamata.
“Oh, tunggu sebentar ya, Pak,” sahutnya ramah dan melempar senyum manis.
“Kamar Horison Club ya, mau yang twin bed atau double?” tawarnya.
“Yang twin saja.”


Tanpa menunggu terlalu lama, petugas resepsionis perempuan di sebelahnya langsung menimpali,
“Bapak, ini kunci kamar, dua kupon breakfast, dan username WiFi-nya. Kamarnya nomor 602, ada di lantai 6. Silakan gunakan lift karyawan karena lift tamu sedang dalam perbaikan,” tuturnya lembut.
“Oke, terima kasih, ya,” saya pun membalas senyum.
Setelah sempat bingung di mana lokasi lift karyawan, seorang petugas cleaning service dengan sigap memberitahu kami. Sesuai perkiraan saya, lift karyawan tentu agak pengap dan tidak terjaga kebersihannya seperti lift tamu pada umumnya. Masih dalam batas wajar, namun harapan saya agar perbaikan lift tamu segera tuntas demi kenyamanan tamu.
Tiba di lantai 6, kami disambut ruangan karyawan dengan extra bed berjejer. Berjalan menuju lokasi kamar, terhampar lorong yang cukup panjang. Dengan penerangan yang menurut saya kurang benderang, sehingga lorong lantai 6 terkesan spooky. Untung saya menginap dengan Roni. Setidaknya, kawan ngobrol benar-benar nyata.
Begitu pintu kamar 602 terbuka, kesan kamar cukup leluasa bagi saya. Kamar ini temanya sederhana, dengan dominan coklat dan krem. Sebelum semuanya berantakan, saya meminta waktu untuk memotret seisi ruangan. Selain dua tempat tidur dengan masing-masing sebuah bantal dan selimut yang cukup nyaman, terdapat beberapa fasilitas lain.

Secara rinci, terdapat LCD Flat Screen TV berukuran 32 inchi, sebuah kursi, meja kerja yang cukup lebar (dilengkapi buku directory services dan majalah Destinasi edisi tiga bulanan dari MGM), tiga lubang stop kontak, lubang IDD Telephone, telepon, AC dengan brand terbaik, dan lemari tanpa pintu dengan beberapa kolom laci terbuka. Juga ada fasilitas pembuat kopi dan teh, dua botol air mineral free welcome drink ukuran sedang yang terletak dalam kulkas kecil, dua pasang sandal hotel, dan tempat sampah.

Melongok ke kamar mandi, perabotnya cukup sederhana. Di sisi barat, terdapat kloset duduk lengkap dengan selang air, tisu, dan di atasnya terdapat rak stainless steel untuk menggantungkan handuk atau pakaian. Terdapat dua lembar handuk berukuran besar dan dua lembar handuk berukuran kecil. Selembar kain lagi untuk keset pengelap kaki.


Pada bagian tengah, sebuah cermin berukuran sedang melengkapi wastafel dan toiletries yang cukup untuk dua orang. Di sisi timur, tersedia ruangan sederhana untuk mandi dengan sebuah standing shower dan tempat meletakkan sabun. Tidak ada pintu penutup, hanya dinding kaca untuk mencegah cipratan air lebih jauh. Sangat sederhana. Pikir saya, yang penting bisa mandi dan menikmati pancuran air panasnya.
Kembali ke ruang utama kamar, kami meletakkan barang dan langsung menghidupkan layar televisi. Salurannya cukup lengkap, termasuk siaran internasional seperti National Geographic, Discovery, dan History. Untuk saluran lokal pun begitu, termasuk SCTV.
“Alhamdulillah gambarnya bagus, karena dinihari nanti ada laga League Cup antara Liverpool melawan Chelsea di SCTV. Kudu nonton iki!” timpal saya.
Berbaring dan bergeliat di atas tempat tidurnya sangat nyaman. Ditambah hembusan pendingin ruangan yang bisa diatur sesuka hati. Kebiasaan saya, tentu menambah suhu saat malam menjelang. Sarung yang saya bawa menjadi senjata tambahan melewati malam, sekalipun sudah tersedia selimut tebal.
Boleh dibilang, kondisi kamar nyaris mendekati sempurna. Selain bersih, keunggulan lain adalah jendela berdimensi lebar di sisi timur kamar. Kami beruntung mendapatkan kamar di sebelah timur. Meskipun sempat mendung, beranjak petang gugusan Pegunungan Tengger yang sangat panjang mulai terlihat berselimut awan. Jelang malam, lampu-lampu rumah mulai terlihat di kejauhan. Cantik sekali.

Yang membuat saya tak sabar adalah ketika Subuh tiba. Saya membuka gorden selebar-lebarnya sehingga pemandangan begitu lepas. Semburat jingga mulai terlihat dari balik Pegunungan Tengger, dan puncak tertingginya, Mahameru nampak sesekali mengeluarkan asap dari kawah Jonggring Saloka. Hanya sayang, lapisan kaca agak kurang bersih sehingga agak mengganggu pemandangan.
Ada satu hal yang menurut saya menjadi nilai minus di kamar ini. Yaitu keberadaan lampu. Tidak ada lampu utama di atap tengah kamar. Hanya ada dua lampu kecil di dekat pintu dan lemari pakaian, lampu tidur di antara twin bed, dan sebuah lampu meja yang terlalu terang. Sehingga, untuk membaca buku, saya harus berada di dekat lampu tidur. Karena lampu meja sangat terang sekali dan agak menyakitkan mata. Dihidupkan terlalu benderang, dimatikan malah gelap.
Namun demikian, dengan segala fasilitas yang ada, secara rata-rata saya kembali memberikan nilai 4 dari 5 untuk kamar dan kenyamanan yang diberikan. Saya harap petugas cleaning service lebih telaten mengelap kaca jendela supaya semakin bening. Juga penataan lampu yang agak kurang pas.
Layanan dan Fasilitas
Saya mulai dulu dengan fasilitas free WiFi. Saat siang hingga sore, aksesnya lumayan meskipun sempat loading cukup lama. Beranjak malam, saya mengetesnya lagi. Dan kecepatannya pun meningkat. Rata-rata kecepatan aksesnya berkisar antara 10-15 Mbps. Sudah lebih dari cukup untuk aktif di media sosial maupun menonton video streaming di Youtube.

Kedua, kolam renang berkonsep outdoor. Untuk ukuran hotel bintang empat, kolam renang yang ada kurang luas. Di balik dinding kolam renang, berbatasan langsung dengan kawasan perumahan. Di sebelah utara, berbatasan langsung dengan Malabar Restaurant. Posisi kolam renang yang berada di pojok saya rasa terkesan kurang nyaman, karena harus melewati area lobi resepsionis. Jadi, bagi tamu yang ingin renang harus membawa pakaian ganti supaya tidak kebasahan saat kembali ke kamar. Selain itu, ruang gantinya relatif sempit dan letaknya terlalu di sudut. Namun, nilai lebihnya adalah kondisi air kolam yang sangat jernih dan visibilitas yang cukup baik. Kedalaman maksimal hanya berkisar 1,45 meter, sehingga cukup aman bagi yang tidak terlalu mahir berenang.
Ketiga, saya sebenarnya ingin mencoba fasilitas fitness center. Namun sayang, saat kami menginap sedang dalam perbaikan dan peralatannya ternyata belum lengkap. Jadi, olahraganya diganti dengan jalan-jalan maupun jogging santai di luar hotel.
Keempat, meeting room. Saya tidak terlalu banyak mengamati lebih jauh. Namun, menurut penuturan teman saya yang juga kerja di sana, fasilitas meeting room yang dimiliki Hotel Horison Ultima Malang sangat memadai. Dalam artian, kapasitasnya cukup besar dan tersedia banyak pilihan berdasarkan ruang muat. Dalam buku directory services yang saya baca, terdapat 10 jenis meeting room. Penamaannya unik dengan sebagian besar nama-nama gunung d sekitar Malang. Dimulai dari yang terbesar, ada Semeru Terrace, Krakatau Hall, Krakatau 1-3, Welirang, Panderman VIP, Anjasmoro, dan Arjuno 1-2. Masing-masing memiliki tipe pengaturan ruangan bergantung jenis acara yang berlangsung. Bisa tipe cocktail party, round table, class room, u-shape, dan theater. Kelengkapan perabot juga standar. Sangat wajar, karena mayoritas sasaran okupansi hotel ini adalah untuk pebisnis. Sayang, ruangan business center-nya sepertinya masih belum berfungsi.
Kelima, fasilitas restoran dan lounge. Setidaknya terdapat dua lounge, yaitu Executive lounge yang terletak di lantai 6 dan Putri lounge di lantai 2. Lalu Malabar restaurant sebagai tempat untuk sarapan maupun aktivitas santai sambil menyantap hidangan sajian hotel. Malabar restaurant beroperasi 24 jam penuh, Jadi, jangan khawatir jika kelaparan tengah malam.
Selain fasilitas fisik, terdapat juga layanan yang bisa dimanfaatkan, misalnya 24 hours doctor on call jika membutuhkan bantuan medis hingga laundry service. Sebagian besar karyawan hotel cukup ramah dan sigap ketika diperlukan bantuan.
Tidak semuanya fasilitas saya coba. Namun, jika melihat kondisi yang ada, saya memberikan nilai 3 dari 5 untuk segi fasilitas dan nilai 4 untuk flayanan.
Variasi Menu Sarapan
Saya bukan tipe orang yang terlalu paham soal kuliner. Namun, ketika sarapan di Malabar restaurant, cukup banyak variasi menu. Tema sarapan pada Rabu pagi saat itu mungkin masakan khas nusantara dengan dominan Jawa. Ada nasi goreng, mi goreng, sayur cah kangkung, lodeh, ayam goreng, jagung manis, tongseng, kolak dan singkong rebus.
Secara rasa, sangat lezat. Sayang, karena kapasitas perut saya tidaklah banyak, saya hanya mencicipi nasi goreng, mi goreng, ayam goreng, dan kolak. Pencuci mulutnya adalah kue basah dan beragam buah segar. Jika dalam keadaan benar-benar lapar, saya pasti akan melahap semuanya.

Kapan-kapan saya ingin kembali ke sini untuk mencoba Italian food-nya, yang kata teman saya menjadi menu andalan hotel ini.
Dilihat dari variasi dan rasa, saya memberikan nilai 4 dari 5 untuk menu sarapan.
Kesimpulan
Tidak terasa, sudah semalam saya menginap di Hotel Horison Ultima Malang. Cukup banyak kesan yang didapat. Yang paling berkesan bagi saya sebagai seorang pengagum momen sunrise dan sunset, tentu saat melihat fajar bangkit dari balik Pegunungan Tengger yang masyhur.

Hotel ini termasuk baru di kota Malang, belum sampai dua tahun. Namun, masih banyak perbaikan dan peningkatan layanan maupun fasilitas yang harus dilakukan, agar hotel ini bisa semakin berkembang dan menjadi pilihan utama di Kota Malang. Utamanya, menggalakkan promosi melalui jejaring sosial.
Yang terakhir, saya mengucapkan terima kasih kepada Indonesia.Travel dan PegiPegi. Salam, #WonderfulIndonesia!
Keterangan Penilaian:
1: terrible, 2: poor, 3: average, 4: very good, 5: excellent
* * *
HOTEL HORISON ULTIMA MALANG
Green Boulevard No. 2, Araya, Kota Malang
Phone: +62 341 484 777
Fax: +62 341 480 339
Reservation: rsv.malang@horisonultimahotels.com
Website: ultima.horison-group.com/malang
Twitter: @HorisonMalang
Facebook: Horison Ultima Malang
Foto sampul:
Hotel Horison Ultima Malang
Tinggalkan Balasan